About

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages

14 Februari, 2014

Legenda Gunung Kelud dan Sumpah Lembu Suro


"Oyoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung. (Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau,"

Itulah yang diucapkan Lembu Suro sebelum dia mati tertimbun didalam air kawah sungai Gunung Kelud oleh batu-batuan besar dari penghianatan Prabu Brawijaya dan Putri Dyah Ayu Pusparani.

Mungkin banyak yang bertanya-tanya siapa Lembu Suro itu,apa kaitannya tentang Gunung Kelud atau Letusan dari gunung Kelud.Dan siapa Prabu Brawijaya dan Putri Dyah Ayu Pusparani itu kok dia tega mengubur Lembu Suro dengan batu besar di dalam kawah air Gunung Kelud.Inilah ceritanya:


Menurut legenda, Gunung Kelud bukan berasal dari gundukan tanah yang meninggi secara alami. Melainkan terbentuk berkat sebuah pengkhianatan cinta seorang putri Dyah Ayu Puspasari terhadap Lembu Sura.

Kala itu, kecantikan Dyah Ayu Puspitasari, putri Prabu Brawijaya menyilaukan banyak pria. Sang putri yang memiliki tubuh yang amat mempesona itu menarik minat banyak pangeran dan raja untuk melamarnya.

Untuk menyaring siapa jodoh anaknya, Prabu Brawijaya kemudian membuat sayembara. Bagi para pria yang bisa menarik busur Kyai Garudayeksa dan mengangkat gong Kyai Sekadelima, dialah pendamping putri kesayangannya.

Pada saat yang telah ditentukan, para peserta kemudian berkumpul di alun-alun kerajaan. Prabu Brawijaya dan sang putri nampak bertengger di atas singgasana menyaksikan sayembara tersebut. Prabu Brawijaya pun kemudian memukul gong sebagai pertanda sayembara dimulai.

Satu perasatu peserta sayembara mengeluarkan seluruh kesaktiannya untuk merentang busur dan mengangkat gong tersebut. Namun, tak seorang pun yang berhasil melakukannya. Bahkan, tak sedikit pula di antara peserta yang kemudian mendapat musibah, seperti patah tangan dan patah pinggang.

Prabu Brawijaya pun kemudian menutup sayembara tersebut. Namun, ketika dia hendak memukul gong untuk menutup acara, seorang raja berwajah lembu, datang dan memohon izin kepada Prabu Brawijaya untuk ikut dalam sayembara tersebut.

"Ampun Gusti Prabu! Apakah hamba diperkenankan untuk mengikuti sayembara ini?" pinta pemuda itu.

"Hey pemuda, siapa namamu?" tanya Prabu Brawijaya.

"Nama saya Lembu Sura," jawab pemuda itu.

Prabu Brawijaya saat itu beranggapan pemuda berwajah lembu itu tak akan mampu merentangkan busur dan memukul gong seperti yang dikehendakinya.

Namun ternyata, dengan kesaktian yang dimilikinya, Lembu Sura dapat dengan mudah melakukan apa yang disayembarakan. Tepuk tangan penonton pun riuh menggema di pelataran istana.

Namun, sang putri merasa enggan bersuamikan pemuda berkepala lembu. Tak ingin terkesan menolak, Dyah Ayu Puspasari dan Prabu Brawijaya pun kemudian memberlakukan satu syarat tambahan, yakni Lembu Sura harus membuat sumur di puncak gunung.

Saking cintanya, Lembu Sura akhirnya mengerjakan apa yang diminta Dyah Ayu Puspasari tanpa dengan kesulitan. Tapi nyatanya, Dyah Ayu Puspasari dan ayahnya kemudian licik. Saat Lembu Sura berada di dalam sumur itu, Prabu Brawijaya memerintahkan pasukan Jenggala untuk mengubur Lembu Sura dengan batu.

Lembu Sura pun merasa dikhianati. Raja berkepala lembu itu kemudian berteriak lantang hingga terdengar kencang ke atas langit kepada Dyah Ayu dan Prabu Brawijaya.

"Oyoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung. (Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau," sumpah Lembu Suro yang merasa dendam.

Tak pelak, sumpah itu membuat raja dan rakyatnya takut, sehingga masyarakat lereng Gunung Kelud hingga kini masih melakukan sesaji sebagai tolak bala sumpah itu yang disebut Larung Sesaji.

Para warga pun meyakini, setiap Gunung Kelud meletus, merupakan pertanda marahnya Lembu Sura akibat dikhianati Dyah Ayu Puspasari dan Prabu Brawijaya.

Acara Larung Saji sendiri hingga kini digelar setahun sekali pada tanggal 23 bulan Suro oleh masyakat Sugih Waras. Pelaksanaan acara ritual ini juga menjadi wahana promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan untuk datang ke Kediri. 

Created By : http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/186-Legenda-Gunung-Kelud#

06 Februari, 2014

Ini Calon Lawan TIMNAS U-19 di Piala Asia


Timnas Indonesia U-19 sudah memastikan diri lolos ke AFC Cup U-19 dengan menyandang predikat juara grup. Lantas, siapa saja yang akan jadi lawan Evan Dimas dkk di putaran final Piala Asia 2014 mendatang?

Kemenangan Indonesia 3-2 atas Korea Selatan di partai pamungkas kualifikasi Grup G, Sabtu (12/10/2013) lalu tidak hanya membawa timnas memuncaki klasemen, tapi juga mengantar Skuad Garuda Jaya lolos otomatis ke putaran final yang akan dihelat di Myanmar, 5-22 Oktober 2014.

Dengan lolosnya Indonesia, kini sudah ada 16 tim yang akan bertarung untuk memperebutkan status tim terbaik di Benua Asia. Komposisinya ialah, 9 juara grup di babak kualifikasi, satu tuan rumah serta enam runner-up terbaik di babak kualifikasi.

Indonesia menjadi satu dari sembilan tim yang memastikan diri lolos dengan status juara grup. Delapan tim lainnya ialah Qatar (Grup A), Uni Emirat Arab (Grup B), Irak (Grup C), Iran (Grup D), Oman (Grup E), Vietnam (Grup F), Korea Utara (Grup H), dan Jepang. Tuan rumah Myanmar juga dipastikan lolos ke penyisihan grup.

Sementara itu, sang juara bertahan sekaligus pemegang rekor 12 kali juara, Korea Selatan yang dikalahkan Indonesia juga memastikan tiket lolos lewat jalur enam runner-up terbaik. Selain Korsel, lima tim lain yang berstatus runner-up terbaik ialah, China, Australia, Uzbekistan, Thailand dan Yaman. Sedangkan tiga tim runner-up yang gagal lolos ke putaran final ialah Bangladesh, Palestina dan tim kuat, Arab Saudi.

Selain memperebutkan trofi juara di Asia, Piala Asia 2014 nanti juga membuka peluang tim lolos ke Piala Dunia U-20 di Selandia Baru pada 2015. Tim yang berhak lolos ke ajang prestisius tersebut ialah mereka yang mampu menembus semifinal, atau empat tim terbaik. Selamat berjuang, Garuda Muda.

25 Januari, 2014

Legenda Danau Tolire,Ternate

Legenda Danau Tolire

Ternate


Danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, menurut cerita masyarakat setempat, dulunya adalah sebuah kampung yang masyarakatnya hidup sejahtera. Kampung ini kemudian dikutuk menjadi danau oleh penguasa alam semesta, karena salah seorang ayah di kampung itu menghamili anak gadisnya sendiri.

Saat ayah dan anak gadisnya yang dihamili itu akan melarikan diri ke luar kampung, tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri anjlok dan berubah menjadi danau. Danau Tolire Besar dipercaya sebagai tempat si ayah. Sedangkan Danau Tolire Kecil diyakini sebagai tempat si gadis.

Versi yang lebih lengkap menyebutkan kalo si bapak adalah kepala suku dari desa yang dihuni lebih dari 1.000 jiwa. Ceritanya di suatu malam, penduduk desa itu berpesta dan mabuk-mabukan. Saat pesta usai, om kepala suku yang udah mabuk berat ini masuk ke rumah lalu ‘nganu sama anaknya.
Ketika subuh tiba, terdengar kokok ayam sebanyak tiga kali. Salah satu nenek penghuni desa ngasih pengumuman ke warga kalo itu pertanda bahwa desa mereka akan tenggelam, entah dasar pemikirannya dari mana, entah ngumuminnya lewat toa masjid atau brodkes mesej. Mungkin karena hipotesis si nenek tidak memiliki dasar yang kuat, warga desa cuek dan tetap bobok. Hingga akhirnya dari samping rumah om kepala suku mendadak keluar air yang sangat banyak. Warga panik!
Om kepala suku bergegas lari, eh tapi doski mampir dulu ke mata air itu trus mata airnya diinjak. Bukannya berhenti mengalir, tanah di sekitar mata air langsung amblas dan air pun muncrat menenggelamkan desanya. Crut, jadilah danau Tolire Besar. Anaknya lari ke arah pantai, sayang, tanah yang dipijaknya juga amblas dan menjadi danau Tolire Kecil.


Buku “Ekspedisi Kompas, Hidup Mati di Negeri Cincin Api” punya cerita sendiri mengenai danau ini.

Pulau Ternate seluas 1.118 km2 ini sejatinya adalah bagian tubuh Gamalama, yang kakinya berada di dalam laut. Ketinggian gunung ini jika diukur dari permukaan laut hanya 1.715 meter. Namun, jika diukur dari dasar laut, ketinggan Gamalama mencapai 3.000 meter. Letusan Gamalama pernah terjadi di permukiman saat pembentukan danau Tolire Jaha (Tolire Besar) tahun 1775.

Tolire Jaha terletak di barat laut Ternate, berjarak 4 km dari puncak Gamalama dan 500 meter dari pantai. Petaka itu dimulai dengan gempa bumi beruntun yang mengguncang Desa Soela Takomi pada tanggal 5 September 1775. Desa ini terletak 1,5 km dari Kelurahan Takoma saat ini. Gempa tektonik itu memicu erupsi Gamalama hingga terjadi letusan uap panas selama beberapa jam pada 7 September dini hari.

Suara gemuruh menyertai erupsi yang berlangsung hingga hari terang. Saat warga sekitar Desa Soela Takomi menengok kampung itu pada siang hari, mereka hanya mendapati lubang kawah yang menganga lebar.Sebanyak 141 warga desa hilang bersama tenggelamnya desa mereka.
Masih banyak versi lain tentang asal-usul danau Tolire Besar dan Tolire Kecil, misalnya versi On The Spot. Ada juga versi anak tambang yang meyakini kalo kedua danau Tolire adalah bekas lubang pertambangan terbuka. Saya punya keyakinan sendiri. Danau-danau tersebut adalah bekas kamehameha.

Siluman Buaya Putih dan Mitos Lempar Batu

Ini side story-nya. Di danau Tolire Besar yang luasnya sekitar 5 hektar itu ada siluman buaya putih yang nongolnya jarang banget. White Crocs Legend. Crocs Su-Chen. Ukurannya super gede, menurut cerita penduduk panjangnya mencapai 10 meter. Men, ini bukan legenda. Buaya itu beneran ada. Gak percaya? Nih fotonya.



Nah, di danau Tolire Besar ada aktivitas lempar batu. Ini semacam tempat latian melempar jumroh kali ya. Katanya, sekuat apa pun lemparan kita, batu itu gak bakal nyampe ke danau dan menghilang secara misterius. Boong. Sumpah mandul, lemparan saya nyemplung dengan ganteng di permukaan danau Tolire. 


Created by : http://regykurniawan.com/2013/06/06/tolire/