Sebanyak 12 petinggi perguruan pencak silat di Madiun, Jawa Timur,
menggelar sarasehan di aula Wisma Haji Kota Madiun, Kamis, 3 Oktober
2013. Dalam pertemuan yang dibuka oleh Kepala Kepolisian Daerah Jawa
Timur, Inspektur Jenderal Unggung Cahyono, itu disepakati pencegahan
konflik sosial antarpesilat yang sering terjadi. Komitmen itu ditandai
dengan ikrar damai yang diucapkan bersama.Tidak itu saja, para petinggi perguruan pencak silat juga menandatangani pembentukan paguyuban dan ikrar damai.
Pencak Silat itu diantaranya:
Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
Tapak Suci
Betako Merpati Putih
Pagar Nusa (PN)
Setia Hati Tuhu Tekat
Ikatan Keluarga Silat (IKS) Pro Patria
Persaudaraan Tunas Muda Winongo
IKS Putra Indonesia Kera Sakti
Ki Ageng Pandan Alas
Pencak Silat Cempaka Putih (PSCP)
Seusai mengucap dan menandatangani ikrar, para pendekar perguruan pencak
silat tersebut melakukan demonstrasi. Jurus-jurus andalan mereka
tampilkan di depan jajaran Forum Musyawarah Daerah se-eks Karesidenan
Madiun. Dalam kesempatan itu, Kapolda didaulat menjadi sesepuh paguyuban
pencak silat. "Pembentukan paguyuban pencak silat ini bertujuan untuk
mengantisipasi konflik yang selama ini sering terjadi saat malam 1 Suro
dan Suran Agung,’’ kata Kapolda Unggung seusai membuka sarasehan.
Menurut dia, Suran Agung yang jatuh pada 5 November nanti sudah masuk dalam agenda kamtibmas Kepolisian Daerah Jawa Timur. Untuk mencegah terjadinya bentrokan antarpesilat, maka sarasehan dan rembuk pencak silat di Madiun sengaja dilangsungkan.
Harapannya, para petinggi perguruan pencak silat meneruskan ikrar damai
itu ke pengurus di tingkat ranting dan cabang. "Yang di bawah perlu
diperhatikan. Suran Agung rawan terjadi pergeseran massa dalam jumlah
banyak, dan itu sulit diatasi," dia menerangkan.
Kapolda menjelaskan, salah satu cara menghindari perseteruan
antarpesilat saat pelaksanaan Suran Agung adalah perlu adanya
pengurangan jumlah massa. "Tadi saya sudah sampaikan ke Kapolres (Kota
Madiun) tentang masalah ini," ucapnya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Madiun, Ajun Komisaris Besar Anom Wibowo,
menyatakan segera menindaklanjuti instruksi kapolda tersebut. Teknisnya,
dengan kembali mengumpulkan petinggi organisasi pencak silat sebelum
Suran Agung berlangsung. "Karena ada banyak titik rawan terjadinya
persinggungan massa. Tapi, tidak perlu saya sampaikan di sini," ujarnya.
"Lebih baik mencegah daripada mengobati.Lebih baik berdamai daripada bermusuhan.Sebenarnya Bela Diri Indonesia semuanya baik tergantung orang yang memakainya.Sesungguhnya seorang pendekar adalah seorang yang pandai-pandai melawan hawa nafsu.Karena hawa nafsu adalah musuh yang paling berat."
Created By http://www.tempo.co/read/news/2013/10/03/058518882/Kapolda-Jatim-Damaikan-12-Perguruan-Silat
0 komentar:
Posting Komentar